Where
Menelan kembali ludah yang jelas-jelas telah kukeluarkan menjauhi diriku. Rasa malu yang tak terbantahkan pada diri sendiri. Hope-Fall-Go-Lost-Silent-Come back-Doubt-Fall(Again)-Doubt-Doubt-Doubt-Doubt-Stand-Realized-Yes. Teori yang terlalu berbelit, hanya sekedar ucapan dan belum pernah terpraktekkan. Itu yang selalu keluar dari mulutku. Dan ketika aku harus dihadapkan oleh praktek, seluruh teori yang aku rasa sudah menancap dalam diriku seketika luntur, hilang dan tak terlihat. Lebih simpel nya "Teori itu lebih gampang daripada praktek". Ya ini memangsedang berbicara tentang cinta. Sudah takdirnya kali ya jika mulut lebih mudah bekerja daripada hati. Kalo mulut cuma bisa nggomong panjang lebar dan sedikit dibantuin sama otak namun, kalo hati? bekerja sendirian dan hanya bertopang dalam tulang rusuk. Waktu emang terus berputar, kehidupan terus berganti, mulut terus berbicara dan hati akan terus diam. Aku menyadari diriku bukan manusia setiap kali dihapdapkan dengan cinta. Seketika itu tubuhku bukanlah lagi berasal dari tulang, daging ataupun tanah. Yang ada hanyalah es beku dan ketika aku terkena tetesan air suci dari langit, saat itupun badanku mencari, meluber menjadi air dan tak karuan akan mengalir ke arah mana.
![]() |
Komentar
Posting Komentar