Info untuk Traveler : Gili Labak, Sumenep, Madura

Liburan long weekend di Tahun Baru Imlek kemarin saya habiskan untuk berlibur sebentar ke salah satu tempat wisata yang dikenal indah oleh para warganet. Warganet ya, bukan netizen lagi, kalo menurut KBBI hehee. Memanglah benar jika hidup itu membutuhkan seni, sekalipun saat berlibur. Merencanakan sebuah liburan, memerlukan kesenian, seni untuk mengatur waktu, diri dan uang, Hahaa. Oke langsung aja, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya saat sedang berlibur ke Pulau Gili Labak, sekalian memberikan beberapa info kepada kalian yang mungkin merencanakan liburan kesana, perlu lah kepo-kepo in dulu bagaimana keadaan lokasi destinasi libur kalian.

Saya dan rombongan berangkat di Hari Jumat dinihari sekitar pukul 03.00 WIB dari Kota Surabaya, daerah PTC. Berikut beberapa informasi yang akan saya sampaikan untuk dapat sampai pada Pulau Gili Labak dan menikmati liburan yang asique hehee.

1. Melewati jembatan Suramadu
Kami mulai melewati jembatan Suramadu pada pukul 03.30 WIB. Perjalanan di dalam Suramadu tidak terlalu lama, kurang lebih selama 30 menit saja. Setelah itu pada pukul 04.15 WIB kami berhenti untuk melaksanakan sholat subuh di  salah satu masjid yang kami temui di sepanjang jalan itu.

2. Berkendara menuju Kalianget
Setelah selesei melewati jembatan Suramadu, kami pun berkendara menuju Sumenep, tepatnya menuju dermaga Kalianget. Perjalanan ini yang menurut saya memakan waktu cukup lama. Kurang lebih sekitar 4 sampai 4 setengah jam menuju lokasi penyabrangan, Kalianget. Durasi waktu itu sudah kami gunakan pula untuk berhenti di toilet dan juga sarapan pagi. Saya dan romobongan berkendara menggunakan mobil dan mengisi bensin full saat itu sudah dapat digunakan sampai pulang menuju Surabaya.

3. Naik Perahu
Saya dan rombongan tiba di kalianget pukul 08.45 WIB, sedangkan jadwal keberangkatan perahu kami adalah pukul 10.00. Disinilah beberapa kejadian tidak menyenangkan dimulai. Setelah sampai di dermaga Kalianget, kami ditelfon oleh makelar kami untuk menuju ke rumahnya, ga terlalu jauh dari Kalianget sih, tapi saya ga tau jalan jadi gabisa kasi lokasi yang pas. Oh iya, terdapat banyak sekali agen, makelar dan apapun sebutannya itu yang dapat kalian gunakan untuk memandu perjalanan kalian menuju Pulau Gili Labak. Kebetulan saya dan rombongan menggunakan mobil, dan mencari makelar yang dapat membantu kami menyebrangi laut menuju ke Pulau Gili Labak. Sampai di rumah itu, kami memarkirkan mobil dan mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan untuk dibawa ke Pulau Gili. Saya ingatkan lagi ya, yang digunakan untuk menyebrangi laut adalah perahu, bukan kapal!! Jadi tidak ada kendaraan apapun yang dapat diangkut menuju Pulau Gili, ditambah lagi, di Pulau Gili, medannya pasir putih semua, tak akan bisa diilalui oleh kedaraan apapun. Setelah lama menunggu, perahu dan tim penyebrangan untuk rombongan kami belum siap hingga pukul 12.00 WIB barulah kami siap untuk diberangkatkan. Oh what a long bored time!

4. Menyebrangi Laut
Perjalanan di laut ini cukup lama juga, kurang lebih selama dua jam. Sebenarnya bisa menggunakan jetski jika ingin lebih cepat, namun harga yang ditawarkan pun juga lebih mahal pastinya. Jangan lupa untuk mempersiapkan diri! Ada kemungkinan untuk terkena mabuk laut, karena perjalanan yang cukup panjang. Terlebih jika kalian sedang tidak beruntung seperti saya dan rombongan, dimana perahu yang kami tumpangi hanya mampu menggunakan satu mesin, dikarenakan mesin satunya mati entah kenapa. Sehingga perjalanan di tengah laut pun menjadi lebih lama. Selain kemungkinan terkena mabuk laut, kalian juga perlu mempersiapkan sunblock!! wajib!  panasnya matahari disana luar biasa menurut saya. Cukup membuat kulit cidera, eh cidera haha. Anggap saja seperti ini. Sedikit cerita, kebetulan saya ga make sunblock kemarin itu, karena emang bukan kebiasaan saya buat pake-pake sunblock. Alhasil, sampai di surabaya, kulit saya menghitam, kering kemudian mengelupas-mengelupas gitu. Awalnya akan perih, lama kelamaan kering kemudian mengelupas menjadi kulit mati. Silahkan juga mencari ide kreatif untuk membunuh kebosanan di tengah laut. Karena sinyal ga stabil dan tidak ada listrik di atas perahu.

5. Tidak ada listrik
Setelah perjalanan sekitar kurang lebih 2,5 jam, karena mesin yang digunakan cuma satu mesin, padahal harusnya memakai dua mesin, saya dan rombongan tiba di pulau Gili Labak. Tidak terhianati sih, karena pemandangan yang ditawarkan pun sungguh luar biasa indah. Oh iya, info ini yang perlu kalian waspadai. Tidak ada listrik! Tidak ada listrik selama matari masih menyinari pulau Gili, listik akan ada setelah matahari terbenam atau sekitar pukul 6 sore. Namun, menurut saya listrik disana sangat aneh. Kebetulan saya kehabisan batrai sejak diatas perahu, sehingga malam hari wajib saya gunakan untuk mencharge handphone saya. Dari jam 6-jam 9, selama itu, batrai baru dinyatakan 100%. Kemudian saya tidur, airplane mode, berarti hp ga akan banyak kerja, dan harapannya batrai akan hemat sampai besok sore. Hal yang terjadi adalah, keesokan harinya, saat saya bangun tidur sekitar pukul 04.30, batrai handphone saya yang semula 100%, berkurang menjadi 60% (padahal kondisi saya airplane mode). Keanehan itu terus terjadi ketika saya pada akhirnya sama sekali tidak menggunakan ponsel, saya letakkanlah ponsel itu di dalam tas, dan ajaib! batrainya berkurang sendiri sampe jadi 15%!! Padahal ga dibuat apa apa :((( sedihlah saya, dan kemudian saya menyerah. okelah fine, terbebas dari dunia maya, mari nikmati dunia nyata. Wohooo.. Oh iya, listrik hanya tersedia mulau pukul 6 malam hingga pukul 4 pagi. Diluar jam itu, no listrik listrik club, Hahahaah.

6. Tidak ada sinyal
Selain listrik, permasalahan sosial jaman now lagi adalah sinyal. Kenetulan saya memakai provider si merah, hahaa. Lumayan sih, sinya ada tapi hanya di beberapa titik tertentu, tepatnya di bibir pantai. Kalau masuk ke dalam pulau,  apalagi di tempat penginapan, oh jangan harap, sinyal sangat tidak stabil.

7. Makanan : Nasi, telor, mie goreng, pop mie
Makanan yang disediakan hanya itu saja guys!! Tapi tenang sih, kalau pagi hingga siang hari masih terdapat beberapa menu yang lebih bervariasi. Namun saat itu, saya dan rombongan sampai di Pulau Gili sekitar pukul 3 sore dan mencari-cari makanan, hanya itu yang disediakan. Oh baiklah, yang perting makan, daripada ngga sama sekali hehee. Tapi besok hari, waktu mencari sarapan pagi, sudah terdapat beberapa menu yang disediakan seperti nasi campur, ikan bakar dan rujak madura. Tapi sayangnya, saya tidak menikmati makanan yang disediakan disana. Alsaannya, saya takut mual karena akan naik perahu, badan tergoncang, perut pun juga, in my opinion. Hahaa. Oh iya, untuk harga, ya cukup terjangkau lah ya
- Nasi + telor : 6.000
- Mie + telor : 7.000
- Nasi + mie + telor : 10.000
- Pop mie : 7.000

8. Hanya tersedia air laut
Jangan harap liburan di sebuah pulau seperti sedang liburan di Bali yaa, noo. haha. Kalau di Gili Labak, oh my trip my adventure. Air yang tersedia hanya air laut, ada sih air tawar, tapi dijual gitu, 10.000 per botol, entah botolnya seberapa. Jadi, hal yang menjadi pengalaman unik adalah mandi pakai air laut dan gosok gigi dengan air laut, wkwkw, asin shaay. Salain itu, air laut juga tidak memberikan kesegaran sehingga walau sudah mandi pun, badan tidak terasa begitu segar, hehee.

9. Tempat penginapan
Tempat penginapan di Pulau Gili Labak bukanlah rumah seperti villa-villa di Batu, Malang. Melainkan hanya sebuah bilik kamar. Saat itu saya mendapat harga 150.000 untuk tiap kamarnya. Atau jika ingin lebih berhemat, kalian dapat membawa tenda dan mendirikan tenda sendiri, namun sediakan pencahayaan sendiri ya. Karena sekali lagi, listrik disini sangat minim. Lampu hanya diletakkan di beberapa titik seperti kamar mandi, warung dan tempat penginapan.

10. Snorkeling
Hal yang menjadi khas dari Gili Labak adalah snorkeling. Biaya untuk snorkeling ini juga berbeda beda tiap agensinya. Untuk saya waktu itu mendapat harga 85.00 untuk biaya snorkeling dan PP perahu. Jangan lupa memastikan bahwa kalian telah membawa pelampung renang saat sebelum menyebrang dengan perahu. Karena di kasus yang saya lalui, kami tidak diberikan pelampung saat menyebrangi laut kemarin. Tujuannya, selain melindungi tubuh jika terjadi hal buruh dengan perahu, juga sebagai salah satu peralatan saat snorkeling. Untuk melakukan snorkeling, tidak dibutuhkan keahlian berenang karena sudah memakai pelampung yang akan menjaga kalian tetap berada di permukaan air, ga akan tenggelam deh pokoknya.

11. Waktu
Masalah waktu perlu dicermati, terlebih jika kalian tidak berencana untuk menginap, atau hanya satu hari berkunjung di pulau itu. Hal ini berkaitan dengan waktu penyebrangan kalian dengan perahu yang harus menyesuaikan dengan ombak laut. Jika berada di laut pada sore hari, ombak yang didapatkan cukup kencang sehingga perjalanan di sepanjang laut cukup melelahkan karena deburan ombak yang kencang. Atau bahkan yang lebih parah, jika kalian tidak cermat dalam membagi waktu, kalian tidak akan bisa kembali ke Kalianget karena hari terlampau sore dan perahu tidak dapat berlayar lagi.

Untuk itu, jika kalian ingin berlibur ke Gili Labak, berangkatlah dari Surabaya pada dini hari, sehingga dapat naik perahu pada pelayaran di pagi hari. Sesampai di Pulau ataupun di tengah laut kalian dapat menikmati sunrise atau matahari terbit. Kemudian, sesampainya di pulau, dapat bermain main di pantai dan wisata kuliner. Setelah itu, siang hari sekitar pukul 12.00 atau pukul 13.00 kalian dapat melakukan snorkeling ataupun permainan air lainnya (terdapat banana boat, harga 150.000/orang). Jika anda tidak memiliki rencana untuk menginap, makan setelah snorkeling, perjalanan akan dilanjutkan langsung menuju Kalianget. Namun, jika kalian berencana untuk menginap, maka perahu akan membawa kalian kembali ke pulau dan kalian dapat menikmati keindahan menjadi anak Pulau selama satu malam. Hal positifnya adalah, di dalam Pulau ini kita benar benar terisolasi dari bisingnya perkotaan dan juga bisingnya dunia siber atau dunia maya. Cukup untuk membuat fikiran tenang dan menikmati keindahan alam ciptaaannya serta jalin komunikasi dengan dunia nyata di sekitarmu..

Sekian sharing yang dapat saya sampaikan mengenai Pulau Gili Labak kali ini. Beberapa kumpulan foto yang saya abadikan telah saya unggah dalam instagram saya : @ilenadmsy. Semoga info iini bermanfaat bagi kalian yang ingin mencari beberapa info tentang perjalanan menuju ke Gili Labak. Salam!! ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perahu Kertas

Mahasiswa Psikologi, Peminatan Apa?

Bunga Jelek Namun Kagak Bisa Mati